PROSES ADAPTASI FISIOLOGI DAN PERUBAHAN DALAM
MASA
KEHAMILAN TRIMESTER I, II DAN III
1.
Sistem Reproduksi dan Payudara
Pada perempuan tidak
hamil uterus mempunyai berat 70 g dan kapasitas 10 ml atau kurang.
Selama kehamilan
uterus akan berubah menjadi suatu organ yang mampu menampung janin, plasenta
dan cairan amnion rata-rata pada akhir kehamilan volume totalnya mencapai 5L bahkan dapat mencapai 20L atau lebih
dengan berat rata-rata 1100g.
Ø Perubahan
Uterus
Uterus Trimester I
·
Pada awal kehamilan penebalan uterus
distimulasi terutama oleh hormon esterogen dan sedikit oleh progesteron.
·
Pada awal kehamilan tuba fallopi, ovarium dan
ligamentum rotundum berada sedikit dibawah apeks fundus.
·
Sejak trimester pertama kehamilan uterusakan
mengalami kontraksi yang tidak teratur dan umumnya tidak disertai nyeri. (Kontraksi
Braxton Hicks)
·
Posisi plasenta mempengaruhi penebalan
sel-sel otot uterus, dimana bagian uterus yang mengelilingi implantasi plasenta
akan bertambah besar lebih cepat dibandingkan bagian lainnya. Sehingga akan
menyebabkan uterus tidak rata. Fenomena ini dikenal dengan tanda piscaseck.
·
Pada minggu-minggu pertama kehamilan uterus
masih seperti bentuk aslinya seperti buah alvokat. Seiring dengan perkembangan
kehamilannya, daerah fundus dan korpus akan membulat dan akan menjadi bentuk
sferis pada usia kehamilan 12 minggu. (Prawihardjo : 2008)
·
Isthmus uteri pada minggu pertama mengadakan
hipertrofi seperti korpus uteri yang mengakibatkan isthmus menjadi lebih
panjang dan lunak yang dikenal dengan tanda Hegar.
·
Pada akhir kehamilan 12 minggu uterus akan
menyentuh dinding abdominal mendorong usus seiring perkembangannya, uterus akan
menyentuh dinding abdominal mendorong usu kesamping, dan keatas, terus tumbuh
hingga hampir menyentuh hati. (Sulistyawati : 2009).
Uterus Trimester II
·
Bentuk uterus pada kehamilan empat bulan
berbentuk bulat sedangkan pada akhir kehamilan berbentuk bujur telur. Pada
kehamilan lima bulan, rahim teraba seperti berisi cairan ketuban dan dinding
rahim terasa tipis.
·
Pada empat bulan kehamilan, rahim tetap
berada pada rongga pelvis , setelah itu memasuki rongga rahim yang dalam
pembesarannya mencapai batas hati.
·
Rahim biasanya mobile.
·
Pada kehamilan 16 minggu, kavum uteri
seluruhnya diisi oleh amion dimana desidua kapsularis dan desidua vera
(parietalis) telah menjadi satu. Tinggi TFU terletak antar pertengahan simpisis
pusat. Plasenta telah tebentuk seluruh nya. Pada kehamilan 20 minggu, TFU
terletak 2-3 jari di bawah pusat. Pada kehamilan 24 minggu, TFU terletak
setinggi pusat (Prawirodihardjo:2008).
Uterus Trimester III
·
Ketebalan Uterus hanya berkisar 1,5 cm bahkan
kurang.
·
Ismus akan berkembang menjadi segemen bawah
uterus.
·
Pada akhir kehamilan otot-otot uterus akan
berkontraksi sehingga segmen bawah uterus akan melebar dan menipis. Batas
tersebut disebut lingkaran retraksi fisiologi.
·
Tabel TFU Penambahan per Tiga Jari
Usia
Kehamilan (Minggu)
|
Tinggi
Fundus Uteri (TFU)
|
12
|
3 Jari di atas
simfisis
|
16
|
Pertengahan pusat –
simfisis
|
20
|
3 Jari di bawah
pusat
|
24
|
Setinggi pusat
|
28
|
3 Jari di atas
pusat
|
32
|
Pertengahan pusat
prosesus xiphoideus (Px)
|
36
|
3 Jari dibawah
prosesus xiphoideus
|
40
|
Pertengahan pusat
prosesus xiphoideus (Px)
|
(Hanifa, Prawirodihardjo, 2002)
Tabel Bentuk Uterus Berdasarkan Usia
Kehamilan.
Usia Kehamilan
|
Bentuk dan
Konsistensi Uterus
|
Bulan Pertama
|
Seperti Buah
Alpukat.
Itsmus rahim
menjadi hipertrofi dan bertambah panjang, sehingga bila diraba terasa lunak,
keadaan ini yang disebut dengan tanda hegar.
|
2 Bulan
|
Sebesar telur
bebek.
|
3 Bulan
|
Sebesar telur
angsa.
|
4 Bulan
|
Berbentuk bulat.
|
5 Bulan
|
Rahim teraba
seperti berisi cair ketuban. Rahim terasa tipis, itulah sebabnya mengapa
bagian-bagian janin ini dapat dirasakan melalui perabaan dinding perut.
|
(Hanifa, Prawirodihardjo, 2002)
Ø Perubahan Serviks
Serviks Trimester I
·
Servis akan menjadi lebih lunak dan kebiruan.
(Prawirodihardjo:2008)
·
Berkas Kolagen menjadi kurang kuat
terbungkus. Karena, penurunan konsentrasi kolagen secara keseluruhan
·
Serviks menjadi lunak (soft) yang disebut
dengan tanda Goodell, banyak jaringan ikat yang mengandung kolagen, kelenjar
servikal membesar dan mengeluarkan banyak cairan mukus karna pertambahan dan
pelebaran pembuluh darah , warnanya menjadi livid yang disebut tanda Chadwick.
Serviks Trimester III
·
Pronstaglandin bekerja pada serabut kolagen,
terutama pada minggu-minggu akhir kehamilan. Serviks menjadi lunak dan lebih
mudah berdilatasi pada waktu persalinan.
·
Pada saat atern terjadi penurunan lebih
lanjut dari konsentrasi. Konsentrasinya menurun secara nyata dari keadaan yang
relatif dilusi dalam keadaan menyebar ( dispresi ) dan re – remodel menjadi
serat.
(Prawirodihardjo:2008)
Perubahan Ovarium
Ovarium Trimester I
·
Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti
dan pematangan folikel baru juga ditunda. hanya satu korpus luteum yang dapat
ditemukan di ovarium. Folikel ini akan berfungsi maksimal selama 6-7 minggu
awal kehamilan. Dan setelah itu akan berperan sebagai penghasil progesteron
dalam jumlah yang relatif minimal.
(Prowirodihardjo :
2008)
Ovarium Trimester II
·
Saat ovulasi terhenti masih terdapat korpus
luteum gradivitas sampai terbentuknya plasenta yang mengambil alih pengeluaran
esterogen dan progesteron (kira-kira pada kehamilan 16 minggu dan korpus luteum
gradivitas berdiameter kurang lebih 3 cm).
Ovarium Trimester III
·
Ovulasi terhenti, fungsi pengeluaran hormon
estrogen dan progesteron diambil alih oleh plasenta.
Perubahan Vagina
·
Minggu ke-8 terjadi hipervaskularisasi
sehingga vagina tampak merah dan kebiruan (tanda chatwick). pH vagina menjadi
lebih asam. Dari 4 menjadi 6.5 menyebabkan rentan terhadap infeksi vagina.
Mengalami deskuamasi/pelepasan elemen epitel pada sel-sel vagina akibat
stimulasi estrogen membentuk rabas vagina disebut leukore (keputihan). Hormon
kehamilan mempersiapkan vagina supaya ditensi selama persalinan dengan produksi
mukosa vagina yang tebal, jaringan ikat longgar, hipertropi otot polos dan
pemanjangan vagina.
·
Terjadi peningkatan vaskularisasi vagina dan
peningkatan sensitifitas yang menyolok, serta meningkatkan libido.
·
Dinding vagina mengalami persiapan untuk
mengalami peregangan pada waktu persalinan dengan meningkatnya ketebalan
mukosa, mengendornya jaringan ikat, dan hipertrofi sel otot polos. Yang
menyebabkan bertambah panjang dinding vagina.
·
Papilla mukosa juga mengalami hipertrofi
dengan gambaran seperti paku sepatu.
·
Peningkatan volume sekresi vagina. Dimana
berwarna keputihan, menebal, dan pH antara 3,5-6 yang merupakan hasil dari
peningkatan reproduksi asam laktat glikogen yang dihasilkan oleh epitel vagina
sebagai aksi dari lactobacillus acidophilus.
Perubahan Payudara
Payudara
(mammae, susu) adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit, di atas otot dada.
Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk nutrisi bayi. Manusia
mempunyai sepasang kelenjar payudara, yang beratnya kurang lebih 200 gram, saat
hamil 600 gram dan saat menyusui 800 gram.
Pada payudara
terdapat tiga bagian utama, yaitu :
1.
Korpus (badan), yaitu bagian yang membesar.
2.
Areola, yaitu bagian yang kehitaman di
tengah.
3.
Papilla atau puting, yaitu bagian yang
menonjol di puncak payudara.

Korpus
Alveolus, yaitu unit
terkecil yang memproduksi susu. Bagian dari alveolus adalaah sel Aciner,
jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos dan pembuluh darah. Lobulus, yaitu
kumpulan dari alveolus. Lobus, yaitu beberapa lobulus yang berkumpul menjadi
15-20 lobus pada tiap payudara. ASI disalurkan dari alveolus ke dalam saluran
kecil (duktulus), kemudian beberapa duktulus bergabung membentuk saluran yang
lebih besar (duktus laktiferus).
Areola
Sinus laktiferus,
yaitu saluran di bawah areola yang besar melebar, akhirnya memusat ke dalam
puting dan bermuara ke luar. Di dalam dinding alveolus maupun saluran-saluran
terdapat ototpolos yang bila berkontraksi dapat memompa ASI keluar.
Papilla
Bentuk puting ada
empat, yaitu bentuk yang normal, pendek/datar, panjang dan terbenam (inverted).


Terbenam / Terbalik
Gambar 5. Bentuk
puting susu terbenam/terbalik
Ø Proses
Laktasi dan Menyusui
·
Pengertian Laktasi
Laktasi adalah
keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi sampai proses bayi
menghisap dan menelan ASI
·
Fisiologis laktasi

Selama
kehamilan, hormon prolaktin dari plasenta meningkat tetapi ASI biasanya belum
keluar karena masih dihambat oleh kadar estrogen yang tinggi. Pada hari kedua
atau ketiga pasca persalinan, kadar estrogen dan progesteron menurun drastic,
sehingga prolaktin lebih dominan dan pada saat inilah mulai terjadi sekresi
ASI. Dengan menyusukan lebih dini terjadi perangsangan putting susu,
terbentuklah prolaktin oleh hipofisis, sehingga sekresi ASI lebih lancar.
Dua reflek
pada ibu yang sangat penting dalam proses laktasi yaitu prolaktin dan reflek
aliran timbul karena akibat perangsangan putting susu karena hisapan oleh bayi.
1.
Reflek Prolactin
Pada akhir kehamilan
hormon prolaktin memegang peranan untuk membuat kolostrum, terbatas dikarenakan
aktivitas prolaktin dihambat oleh estrogen dan progesteron yang masih tinggi.
Pasca persalinan, yaitu lepasnya plasenta dan berkurangnya fungsi korpus luteum
maka estrogen dan progesteron juga berkurang. Hisapan bayi akan merangsang
puting susu dan kalang payudara karena ujung-ujung syaraf sensoris yang
berfungsi sebagai reseptor mekanik. Rangsangan ini dilanjutkan ke hipotalamus
melalui medulla spinalis hipotalamus dan akan menekan pengeluaran faktor
penghambat sekresi prolaktin dan sebaliknya merangsang pengeluaran faktor
pemacu sekresi prolaktin. Faktor pemacu sekresi prolaktin akan merangsang
hipofise anterior sehingga keluar prolaktin. Hormon ini merangsang sel-sel
alveoli yang berfungsi untuk membuat air susu.
Kadar
prolaktin pada ibu menyusui akan menjadi normal 3 bulan setelah melahirkan
sampai penyapihan anak dan pada saat tersebut tidak akan ada peningkatan
prolaktin walau ada isapan bayi, namun pengluaran air susu tetap berlangsung.
Pada ibu nifas yang tidak menyusui, kadar prolaktin akan menjadi normal
pada minggu ke 2-3. Sedangkan pada ibu menyusui prolaktin akan meningkat dalam
keadaan seperti : stress atau pengaruh psikis, anestesi, operasi dan rangsangan
puting susu.
2.
Reflek let down
Bersamaan
dengan pembentukan prolaktin oleh hipofise anterior, rangsangan yang berasal
dari isapan bayi dilanjutkan ke hipofise posterior (neurohipofise) yang
kemudian dikeluarkan oksitosin. Melalui aliran darah hormon ini menuju uterus
sehingga menimbulkan kontraksi. Kontraksi dari sel akan memeras air susu yang
telah terbuat keluar dari alveoli dan masuk melalui duktus lactiferus masuk ke
mulut bayi Kontraksi dari sel akan memeras air susu yang telah terbuat, keluar
dari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar